28 Oktober 1928, Kongres Pemuda I diadakan. Tuh kongres akhirnya menghasilkan 3 kesepakatan :
- Kami pemuda-pemudi Indonesia, Bertanah-air satu, Tanah air Indonesia
- Kami pemuda-pemudi Indonesia, Berbangsa satu, Bangsa Indonesia
- Kami pemuda-pemudi Indonesia, Berbahasa satu, Bahasa Indonesia
Yup, 3 buah kesepakatan yang sarat makna. Ketika itu kelompok-kelompok pemuda Indonesia yang terpecah-pecah menjadi beberapa golongan berdasarkan kelompok suku dan agama, tersatukan berkat adanya "Sumpah Pemuda".
Sumpah pemuda bisa dibilang tonggak kebangkitan perjuangan para pemuda Indonesia setelah pada tahun 1908 para pelajar Indonesia berhasil mendirikan Boedi Oetomo sebagai organisasi perjuangan kemerdekaan. Dan berkat perjuangan dan persatuan, kemerdekaan pun diraih.
Seusai kemerdekaan, pemuda masih ada, pemuda masih semangat, dan pemuda pun juga ikut beraksi. Para pemuda ikut berperang ketika Belanda melancarkan agresi. Kesatuan TRIP (Tentara Republik Indonesia Pelajar) terkenal dimana-mana.
Di era Orde Lama pemuda juga beraksi. Lewat mahasiswa angkatan 66 yang sukses meruntuhkan Orde Lama Soekarno dan sebagai awal mula Orde Baru Soeharto. Bahkan Orde Baru Soeharto juga diruntuhkan oleh pemuda angkatan 98 yang menuntut adanya reformasi di segala bidang.
Tapi sungguh ironis. Makin tua usia bangsa, semangat revolusioner pemuda pun juga ikut menua. Pekikan pemuda untuk perubahan makin jarang terdengar. Pemuda kini terlalu asyik dengan kehidupan hedonis nan egoisnya. Sumpah yang dulu diucapkan pada 28 Oktober 1928 terlupakan dan terkalahkan oleh segala kehedonisan kehidupan pemuda sekarang.
Mereka terpecah-belah, terbagi atas beberapa kelompok, suku, ras, agama, dLL. Bahkan persatuan bagi mereka bagaikan mimpi, karena keengganan mereka bersatu dengan kelompok yang tidak sama dengan mereka.
Kini, pemuda Indonesia sudah tidak merasa berbangsa satu, bertanah-air satu, dan berbahasa satu. Sumpah pemuda telah hilang ditelan perkembangan zaman yang menuntut ke-individualis-an setiap person-nya.
Rest in Peace: Sumpah Pemuda.