23 January 2008

Seputar Aksi "ULTIMATUM CABUT MANDAT SBY-JK"

Ya, kemarin hari selasa tanggal 22 Januari 2008 telah terjadi aksi dari beberapa elemen mahasiswa di Bunderan UGM. Aksi ini diikuti oleh elemen-elemen dari Aliansi Rakyat Miskin Kota, Aliansi BEM Seluruh Indonesia (BEM-SI), PPMI, HMI-MPO, KAMMI, IMM, dan GMNI. Aksi di Bunderan dimulai sejak pukul 08.00 pagi dan diakhiri jam 12.30 siang.

Jam 08.00 pagi aq sampai di sekretariat BEM-KM UGM. Aq datang agak terlambat coz mesti ambil spanduk dulu di daerah belakang Gembiraloka. Spanduk yang cukup provokatif, tulisannya "ULTIMATUM CABUT MANDAT SBY". Sebuah kata singkat yang mengirimkan pesan berupa ultimatum kami kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono yang apabila tidak menepati janjinya saat kampanye dan sumpahnya ketika pelantikan presiden tanggal 20 Oktober 2004 lalu tidak terealisasi, maka kami akan mencabut mandat beliau sebagai Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jam 08.30 massa aksi dari BEM-KM UGM dan beberapa elemen mahasiswa dari UGM berangkat dari sekretariatan BEM-KM menuju Bunderan UGM. Kami berjalan sambil bernyanyi. Menyanyikan lagu perjuangan.

Jam 09.00 massa aksi tiba di Bunderan UGM yang merupakan ring 3. Bunderan UGM saat itu sudah terdapat massa aksi dari KAMMI, GMNI, HMI-MPO, PPMI, IMM, dLL. Kami berhenti disana. Berteriak, bernyanyi, meloncat-loncat, dan menikmati sengatan matahari.

Ada sedikit masalah dengan seorang polisi yang bernama A****. Dia tuh bener-bener polisi yang J*****, B******, B*******, T***, A**. Entah beliau berniat menertibkan massa atau hanya SEKEDAR CARI MUKA dan MEMPROVOKASI mahasiswa, yang jelas beliau bener-bener J*****.

Sedikit pengalaman burukQ dengan dia adalah ketika dia menuduh kami yang ada di Bunderan dan sedang membentangkan spanduk "ULTIMATUM CABUT MANDAT SBY", bendera Sang Saka Merah-Putih, dan bendera-bendera elemen mahasiswa yang berasal dari UGM, UNY, UNS, UNNES, dan UNDIP adalah orang-orang ilegal. Padahal kami merasa tidak menyalahi prosedur yang berlaku, tetap menaati hukum, dan sudah melayangkan SURAT IJIN DEMONSTRASI. Maka yang terjadi adalah perebutan spanduk dengan bapak tersebut.

Aq dkk pun turun dari Bunderan. Qta kembali ke Jalan dan bergabung dengan massa aksi yang lain. Sembari memperkuat border, kami mendorong barikade para polisi guna mencari celah masuk ke ring 2. Aksi saling dorong ini pun terjadi dan mem-pingsan-kan dua mahasiswa yang kebetulan berada di sebelah kiriQ.

Kami yang berusaha menembus barikade polisi dengan border barisan, dibalas oleh polisi berupa sikutan, pukulan, tendangan, dan injakan. Sebuah tindakan amoral kepada rakyat yang dilakukan oleh orang-orang yang gajinya berasal dari uang rakyat. Setelah beberapa kali terjadi aksi saling dorong, barikade polisi memperkuat personil dengan mencari bantuan. Dan barikade yang semula 2 baris itupun menjadi 4 baris.

Negoisasi untuk berada di ring 2 mengalami kegagalan. Hal ini dikarenakan para massa FMN yang saat jam 08.00 menembus ring 2 berhasil digebuki oleh polisi sehingga massa tersebut bubar. Jadi karena massa FMN saat itu tak boleh masuk, maka massa BEM-SI pun juga dilarang masuk. Akhirnya segala tuntutan kami dan ultimatum kepada Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono disampaikan melalui orasi yang disampaikan oleh Budiyanto, Presiden BEM-KM UGM.

Ini adalah perjuangan awal mahasiswa.
Perubahan mesti terjadi.

Hidup mahasiswa!!!
Hidup rakyat Indonesia!!!

No comments:

Post a Comment