26 September 2007

Atheis vs Islam

1 komentar
Kemarin aq terlibat perdebatan seru ama temen kosQ. Kebetulan aq punya temen kos yang Atheis, mengaku Islam di KTP, tapi tidak melaksanakan ajaran Islam, bahkan menyatakan diri sebagai atheis secara lisan (Astaghfiullah, semoga Allah memaafkan n ngasih dia hidayah).

Tapi apabila mendengar argumen kenapa dia mengaku atheis, aku jadi bisa sedikit memahami. Ada beberapa hal yang dia jelaskan dan aku bisa maklum kenapa dia rela menjadi makhluk tak bertuhan. Coz menurutQ, Islam yang ada di Indonesia bukanlah seperti Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Islam yang ada di Indonesia sudah diselewengkan demi kepentingan politis, ideologis, dan ekonomi. Islam yang ada disini ga full 100% Islam. Kalo boleh aq ingin bilang kalo Islam yang disini adalah "Islam Sekular". Orang memisahkan Islam dengan kehidupannya, urusan agama hanya menyentuh aspek ritual saja tanpa pernah menyentuh aspek kehidupan. Sementara Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah sebuah ritual keagamaan, aturan hidup, sistem pemerintahan, sistem pedidikan, dll. Sementara Islam yang ada di Indonesia sekarang adalah sisi ritual aja, dan itupun juga tercampuri oleh adat dan kebiasaan kuno masyarakat Indonesia.

Padahal, Islam dulu masuk ke Indonesia dengan membawa segala aturan dan sistem ke dalamnya. Khilafah sengaja mengirim mereka untuk menyiarkan Islam yang kaffah ke seluruh nusantara. Dan hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya berbagai kerajaan Islam yang kesemuanya tunduk dibawah aturan Islam yang diemban oleh khilafah.

Dan ketika Indonesia memulai detik-detik pergerakan menuju kemerdekaan, Islam dengan segenap sistem dan aturan serta ritualnya masih diperjuangkan dan disyi'arkan. Baru ketika konsep sebuah negara sudah muncul di otak para revolusioner kita, Islam mulai diselewengkan demi kepentingan politis. Banyak hal yang bisa dijadikan contoh, dari munculnya SI merah yang menjadi ISDV dan akhirnya menjadi PKI, ide Nasakom, dan dipecahnya Islam menjadi golongan "santri" dan "abangan". Apalagi di era Orba, pemerintah melarang asas Islam, dan hanya membolehkan asas pancasila. Hal ini membuat kedudukan Islam di Indonesia semakin sekular saja. Jadi ya wajar apabila ada orang yang lebih suka tidak beragama daripada meyakini sebuah agama hanya karena garis keturunan.

Aq lebih suka nyebut temenQ itu bukan sebagai seorang yang atheis, melainkan pengembara yang sedang mencari pegangan hidup. Dan yang namanya pegangan (baca: keyakinan) itu tak akan pernah meresap kedalam hati apabila itu hanya sesuatu yang berasal dari "ikut-ikutan" (entah itu ngikut ortu / ngikut temen). Aq yakin kawanku ini apabila ia telah menemukan jalan dia sebagai seorang muslim, ia akan menjadi seorang muslim yang tangguh dalam memperjuangkan keyakinannya. Bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan menjadi seorang calon mujahid yang rela mati memperjuangkan Islam.

Semoga Allah ngasih dia hidayah.

Amin.