30 December 2008

Masih Adakah Indonesia?

0 komentar
Tujuan Negara antara lain adalah untuk menjamin kesejahteraan rakyat, menjamin keamanan rakyat, dan menyelesaikan segala permasalahan rakyatnya. Tetapi sayangnya, realitas yang ada di Indonesia adalah sebuah bangsa yang kehilangan tujuan sebagai sebuah negara.

Realitas!!
Negara tidak berbuat banyak ketika mengetahui kabar tentang busung lapar, bahkan ketika ada rakyatnya yang meninggal bersama anak yang dikandungnya, pemerintah masih adem ayem saja menyikapi hal ini. Layaknya sebuah petuah para arif bijak, Kondisi rakyat Indonesia sekarang layaknya ayam yang mati di lumbung padi. Konyol kan??

Ketika banyak para gelandangan di pinggir jalan, pemerintah bukannya membuat rumah untuk menampung para gelandangan, tapi malah merazia dan menangkap mereka. Ironisnya lagi, pemerintah malah menggusur perumahan kumuh mereka dengan alasan mengganggu kenyamanan. Anak-anak putus sekolah juga cukup banyak, bahkan ungkapan yang dinyatakan oleh Eko Prasetyo, “Orang miskin dilarang sekolah” adalah realitas yang terjadi di Indonesia sekarang ini.

Keamanan di Indonesia juga dipertanyakan oleh rakyatnya. Berbagai kasus kriminalitas macam pembunuhan, perkosaan, pencurian, perampokan, terus menerus terjadi. Bahkan kita sampai bosan mendengar berbagai berita tentang kriminalitas di Indonesia. Karena tingginya kriminalitas di Indonesia, berita soal kriminalitas sampai dibuatkan acara tersendiri oleh beberapa stasiun TV swasta di Indonesia. Masih belum sadarkah kita dengan kondisi seperti ini?

Korupsi juga masih belum hilang. Sikap ‘tebang pilih’ masih dilakukan oleh negara dalam setiap penanganan kasus korupsi. Mereka yang tertangkap hanya koruptor yang tidak memiliki banyak harta serta kedudukan yang kuat. Sedangkan para gajah-gajah (baca= pejabat eksekutif) korup masih lalu lalang dalam pemerintahan. Dari aparat penegak hukum sendiri, belum ada inisiatif yang kuat untuk segera menangkap dan menuntaskan kasus-kasus korupsiu maupun para koruptor. Bahkan kasus BLBI sudah dianggap selesai, padahal kasus tersebut telah menyebabkan negara rugi ribuan triliun rupiah yang seyogyanya bisa digunakan untuk mensejahterakan rakyat!

Saatnya kita bergerak!!
Rakyat kini sudah gerah dengan segala apa yang terjadi di Indonesia. Kebijakan-kebijakan pro-kapitalis yang dikeluarkan oleh pemerintah saat ini sudah tidak memihak rakyat lagi. Negara sudah tidak lagi mengayomi rakyat, malah negara sendiri sudah mendzalimi rakyat.

Inilah yang dilakukan oleh pemerintah saat ini: Swastanisasi dan privatisasi aset-aset milik negara, pendidikan dan kesehatan yang tidak terjangkau oleh rakyat miskin, penghapusan korupsi dengan sistem ’tebang pilih’, kenaikan harga bahan pokok, lambatnya proses reformasi birokrasi, dan selalu pikir-pikir dahulu soal untung-rugi pemerintah dalam menuntaskan Kasus Lapindo Brantas yang imbasnya justru menelantarkan nasib rakyatnya dalam jurang ketidakpastian.



Kawan, jeritan rakyat sudah memanggil kita..
Inilah saatnya sikap intelektualitas kita diaplikasikan untuk menolong rakyat...
Saatnya mahasiswa bergerak dan berjuang untuk rakyat Indonesia...

Hidup rakyat Indonesia!!!
Hidup mahasiswa Indonesia!!!

28 December 2008

Kenangan Madiun

0 komentar
KA Logawa baru saja lewat Madiun, tempat peristiwa FDR 1948 terjadi. Di atas gerbong yang dinaiki berbagai golongan masyarakat, aq memandang mereka-mereka yang tertindas oleh kebijakan pro-kapital pemerintah. Penjual dan pengemis hilir mudik melewatiku, mereka adalah orang-orang yang berusaha bertahan hidup ditengah kejam nya zaman.

Tetapi menurutQ zaman tak pernah kejam, justru manusialah yang membuatnya menjadi kejam. Nenek renta duduk di sebelahku, bapak dari Purwokerto di depanQ, dan seorang pemudi sok borjuis di samping depan kiriQ. Mereka sama-sama ditindas oleh penguasa, tapi kenapa mereka tidak melawan? Dan apakah yang harus kritis dan bangkit melawan itu adalah mahasiswa saja, dan rakyat dengan tingginya berharap kepada mereka? Ah, seandainya mereka tahu betapa apatis nya mahasiswa sekarang.

Dan satu pertanyaan, kenapa rakyat ga ikut berjuang bersama para mahasiswa? Kalo ingin perubahan dan peningkatan kesejahteraan, sudah waktunya rakyat juga bergerak. Jangan cuma nonton dan diam saja!!!

Biarlah, yang penting aq masih teriak HIDUP RAKYAT!!!!

26 December 2008

Renungan Tahun Baru : Bencana Alam

0 komentar
Ketika bencana datang silih berganti
Akankah kita hanya menganggapnya cobaan belaka
Tak adakah niat untuk mencari apa sebab bencana itu datang
Tak adakah hasrat untuk mengakui kesalahan masa lalu kita

Mengenang
Melihat kembali
Mempelajari lagi

Tuhan,
maafkan aku
maafkan umat-Mu
maafkan ciptaan-Mu

Alam yang Kau ciptakan kami hancurkan
Nikmat yang Kau berikan kami acuhkan

Maafkan segala keangkuhan kami